Tips Membuat Tampilan Terminal Ubuntu Menjadi Keren

Posted by HERI KODZE IT on 02.42 1 komentar

Bosan dengan terminal yang tampilannya standart???? Apalagi kalau kita bermain-main dengan ubuntu, kebanyakan di habiskan untuk mengutak atik terminal. Sekarang saya akan memberitahu tips untuk membuat tampilan terminal menjadi lebih menarik, sehingga saat kita bermain-main di terminal ga cepet bosen karena tampilannya kurang menarik bagi kita

Terminal ubuntu 10.04 saya sendiri, sekarang seperti ini:


beda kan dengan terminal yang biasa kita lihat?? heheheh
Sekarang saya akan beritahu tips untuk mengganti warna background dan memberi wallpaper di terminal *ga cuma dekstop aja loh yang bisa di kasi wallpaper*

1. Pertama, kita buka terminal kemudian cari edit - profile preferences - Background



Pilih tab background image jika ingin agar tampilan backgroun terminal pakai gambar, pengen gambarnya jadi transparan centang background image scrool kemudian atur transparannya di scrool shade transparent or image background tapi kalau cuma pengen pakai warna pilih tab colors saja. Okeh sekarang terminal kita menjadi setengah lebih keren, hehehehe mau lebih keren? baca langkah kedua.


2. Kedua, kalau ingin isi tulisan di atas opieyek@opieyek-laptop:~$

buka dulu alamat ini http://www.network-science.de/ascii/



di alamat ini kita bisa membuat bentuk nama sesuka kita, seperti contoh saya menulis nama diani opiari dengan font drpepper

kemudian copy saja tulisan yang sudah jadi di gedit text editor, aplication - accessories - gedit text editor



save as dengan nama apa saja .txt contohnya opie.txt kemudian simpan di folder yang berisikan namamu seperti gambar berikut, saya simpan di folder opieyek



buka terminal ketik:
sudo gedit /etc/bash.bashrc


tarik ke bawah dan edit tambahkan baris berikut opie.txt lalu save /simpan perubahan atau tekan CTRL+S. seperti gambar di bawah ini:



Terakhir, buka lagi terminal..., maka terminal akan berubahhh.... hehehhehe

Pemodelan Sistem : Minumun Spanning Tree dengan Algoritma Solin dan Algoritma Kruskal

Posted by HERI KODZE IT on 02.35 0 komentar

Apabila G suatu graf berbobot (suatu Network), maka Minimun Spanning Tree dari G adalah Spanning Tree dengan jumlah bobot terkecil.

Untuk mendapatkan Minumun Spanning Tree, dapat di menggunakan algoritma
1. Algoritma Solin
2. Algoritma Kruskal

Kedua algoritma ini sama-sama, mencari minimum spanning tree ( jarak terpendek ) dengan mencegah graf membentuk sikuit. Perbedaanya, Algoritma Solin mengurutkan bobotnya dari besar ke kecil dan mengeksekusi bobot terbesar terlebih dahulu, Sedangkan algoritma Kruskal pengurutan di lakukan dari bobot terkecil ke besar, dan eksekusi di lakukan dari bobot terkecil.

Untuk lebih jelas, perhatikan contoh berikut ini:
1. ALgoritma Solin
Suatu Graph G, seperti gambar di bawah ini.Ini adalah graf berbobot awal. Graf ini
bukan pohon karena ada sirkuit. Nama yang lebih tepat untuk diagram ini adalah
Graf atau Network.Angka-angka dekat garis penghubung/ruas adalah bobotnya.
Nilai bobot dari Graf tesebut adalah : 86

Kita akan mencari MST dengan menggunakan Algoritma Solin dan Kruskal untuk Graf G
diatas.

Penyeselaian :
a. Urutkan Ruas Graf (G) menurut bobotnya dari bobot yang terbesar sampai bobot
yang terkecil.

Bobot RUAS
15 D,E
9 B,D E,F
8 B,C B,E F,G
7 A,D C,E
6 A,B E,G
5 D,F

b. Lakukan penghapusan masing-masing ruas yang tidak menyebabkan graf menjadi
tidak terhubung atau membentuk sirkuit.
Kita mulai melakukan tahapan penghapusan dengan ruas dengan nilai bobot
terbesar sampai bobot terkecil :







Tahap Penghapusan Selesai, Gambar 6 adalah Minimun Spanning Tree dari Graf G
dengan Nilai Bobot : 56

2. ALgoritma Kruskal
Dengan Graph yang sama, kita akan mencari Minimun Spanning Tree dengan algoritma Kruskal.
1. Mula-mula kita buat Graf G hanya terdiri dari Simpul saja.

2. Urutkan Ruas dari bobot kecil ke besar (DF, AB, EG, AD, CE, BC, BE, FG, BD,
EF,DE), kemudian berdasarkan urutan tersebut, kita menambahkan ruas dengan
mencegah terbentuknya sirkuit.






online dapat duit

Posted by HERI KODZE IT on 00.40 0 komentar

kalo anda pengen online sanbil dapat uang klik aja ling di bawah ini..........


http://www.AWSurveys.com/HomeMain.cfm?RefID=heri nurjaman

Cara Membuat Wajan Bolic

Posted by HERI KODZE IT on 00.12 1 komentar

Ni artikel sebetulnya sudah banyak yang mengupas, mengulas dan meng-copas, termasuk teman saya mantan dedengkot Orari juga seneng experimen bikin antena keq gini, juga Pak Lurah client saya yg punya usaha sampingan bengkel las malah dapat orderan dari ISP buat nglobangin puluhan Wajan dan merangkai pralonnya. Well…, mari kita bagi-bagi info buat yang belum tahu apa sih antena WajanBolic/ penggorengan itu dan gimana sih buatnya..? Ini artikel saya copasin aja yah… habis gak banyak waktu buat nulis dan foto-foto boss yg penting niatnya sebar-sebar ilmu… Well… biarkan gambar yang bercerita yak… Lanjuuut…
  • Siapkan material yang dibutuhkan USB WLAN, wajan / penggorengan, pipa pralon 3″, pipa pralon 1.25″ dan dop pralon, kabel USB yang di perpanjang dan USB Extender jika di perlukan.
Material Wajanbolic e-goen
Material Wajanbolic
  • Lubangi wajan, siapkan dop pralon 3″ dan dop pralon 1.25″ yang di bor di tengahkan. Kemudian baut dop pralon 3″ ke dasar wajan.
Wajan untuk wajanbolic
Wajan untuk wajanbolic
  • Wajan tampak belakang sesudah di bautkan dop pralon di muka wajan.
Wajan tampak belakang
Wajan tampak belakang
  • Siapkan USB WLAN. Tutup USB WLAN dengan karet untuk melindungi USB WLAN dari hujan.
USB WLAN
USB WLAN
  • Masukan karet pelindung ke USB WLAN.
USB WLAN dalam lindungan karet
USB WLAN dalam lindungan karet
  • masukan USB WLAN yang dilindungi karet ke pralon 1.25″ sebagai dudukan. Posisikan USB WLAN sekitar 5.3 cm dari ujung pralon yang paling jauh dari wajan.
USB WLAN pada pralon 1.25"
USB WLAN pada pralon 1.25″
  • USB WLAN pada pralon, tampak dari sudut lain.
USB WLAN dalam pralon 1.25"
USB WLAN dalam pralon 1.25″
  • Dop untuk di letakan di ujung pralon 3″. Semua dinding dop pralon ditutup dengan lakban aluminium. Kombinasi dop pralon yang di lapisi lakban alumunium dan pralon yang ditutupi kalban aluminium sebetulnya menjadi konstruksi antenna kaleng. Di ambil foto dari muka.
dop pralon  3"
dop pralon 3″
  • Tutup pralon untuk diletakan di ujung pralon. Di ambil foto dari belakang.
Dop pralon 3" dari belakang
Dop pralon 3″ dari belakang
  • Pralon 3″ dilapis lakban aluminium sepanjang 20cm, tidak sampai ujung. Sisakan beberapa sentimeter yang dihitung dari fokus wajan. Lubangi wajan sekitar 5.3 cm dari ujung, untuk connector USB WLAN.
Pralon 3"
Pralon 3″
  • USB WLAN sudah dimasukan ke pralon. USB WLAN keluar pada jarak sekitar 5.3 cm dari ujung pralon.
USB dalam pralon 3"
USB dalam pralon 3″

pralon 3" dari sudut 2
pralon 3″ dari sudut 2
  • Masukan dop pralon 3″.
pralon 3" ditutup tampak samping
pralon 3″ ditutup tampak samping

Pralon 3" ditutup tampak muka
Pralon 3″ ditutup tampak muka
.Masukan pralon 3″ ke tutup pralon 3″ yang sudah di baut ke wajan.
Pralon 3" di Wajanbolic
Pralon 3″ di Wajanbolic
  • WajanBolic dah selesai. Sambungkan kabel USB yang sudah di perpanjang dengan kabel UTP. Wajanbolic siap digunakan.
Wajanbolic e-goen
Wajanbolic

Cara Pengkabelan & Pengaturan IP address Heri Kodze

Posted by HERI KODZE IT on 21.25 0 komentar

Pengkabelan Straight dan Cross Cover
Kabel Straight dan Crossover
Secara umum, orang mengetahui bila hendak menghubungkan dua buah komputer atau menghubungkan dua buah HUB/switch dengan kabel UTP, orang akan menggunakan kabel crossover. Dan bila hendak menghubungkan komputer ke HUB/switch,
orang akan menggunakan kabel straight.
Nah, sebelum bicara masalah pengkabelan straight dan crossover, kita lihat standar yang sudah ditetapkan untuk masalah pengkabelan ini, EIA/TIA 568A dan EIA/TIA 568B.
EIA/TIA 568A
Kabel straight adalah istilah
untuk kabel yang menggunakan standar yang sama pada kedua ujung kabel nya, bisa EIA/TIA 568A atau EIA/TIA 568B pada kedua ujung kabel. Sederhananya, urutan warna pada kedua ujung kabel sama. Pada kabel straight, pin 1 di salah satu ujung kabel terhubung ke pin 1 pada ujung lainnya, pin 2 terhubung ke pin 2 di ujung lainnya, dan seterusnya.
Jadi, ketika PC mengirim data pada pin 1 dan 2 lewat kabel straight ke switch, switch menerima data pada pin 1 dan 2. Nah, karena pin 1 dan 2 pada switch tidak akan digunakan untuk mengirim data sebagaimana halnya pin 1 dan 2 pada PC, maka switch
menggunakan pin 3 dan 6 untuk mengirim data ke PC, karena PC menerima data pada pin 3 dan 6.
Penggunaan kabel straight :
• menghubungkan komputer ke port biasa di switch.
• menghubungkan komputer ke port LAN modem cable/DSL.
• menghubungkan port WAN router ke port LAN modem cable/DSL.
• menghubungkan port LAN router ke port uplink di switch.
• menghubungkan 2 HUB/switch dengan salah satu HUB/switch menggunakan port uplink dan yang lainnya menggunakan port biasa
Kabel crossover
Kabel crossover menggunakan EIA/TIA 568A pada salah satu ujung kabelnya dan EIA/TIA 568B pada ujung kabel lainnya.
Pada gambar, pin 1 dan 2 di ujung A terhubung ke pin 3 dan 6 di ujung B, begitu pula pin 1 dan 2 di ujung B yang terhubung ke pin 3 dan 6 di ujung A. Jadi, pin 1 dan 2 pada setiap ujung kabel digunakan untuk mengirim data, sedangkan pin 3 dan 6 pada setiap ujung
kabel digunakan untuk menerima data, karena pin 1 dan 2 saling terhubung secara bersebrangan dengan pin 3 dan 6.
Nah, coba bayangkan kalau untuk menghubungkan sebuah komputer ke HUB/switch menggunakan kabel crossover. Pin 1 dan 2 pada komputer digunakan untuk mengirim data, sedangkan 3 dan 6 pada HUB/switch juga digunakan untuk mengirim data, tapi karena kabel yang digunakan adalah crossover dimana pin 1 dan 2 (komputer) pada salah satu ujungnya terhubung ke pin 3 dan 6 pada ujung lainnya (HUB/switch) maka keduanya mengirim data pada jalur yang sama (*silahkan pikirkan sendiri).
Jadi teringat masa lalu, cara saya untuk mengenali sebuah kabel apakah crossover ataupun straight adalah dengan hanya melihat salah satu ujung kabel. Jika urutan warna kabel pada pin 1 adalah Putih Hijau, maka kabel tersebut adalah kabel crossover (*padahal jika ujung yang satunya lagi juga memiliki urutan war
na yang sama yaitu Putih Hijau sebagai pin 1, maka kabel tersebut adalah kabel Straight). Tapi untungnya, kebanyakan kabel menggunakan standar EIA/TIA 568B pada kedua ujung kabelnya, jadi ketika saya ditanya apakah kabel itu straight ataupun crossover, saya tidak pernah salah menjawab (*walaupun salah mengerti). Maklum, ilmu yang disediakan di sekolah memang cukup sedikit tapi tidak demikian dengan Google.
Penggunaan kabel crossover :
• menghubungkan 2 buah komputer secara langsung
• menghubungkan 2 buah HUB/switch menggunakan port biasa diantara kedua HUB/switch.
• menghubungkan komputer ke port uplink switch
• menghubungkan port LAN router ke port biasa di HUB/switch
Port biasa vs. port uplink
Pada umumnya, untuk menghubungkan dua buah HUB/switch atau menghubungkan dua buah komputer secara langsung dibutuhkan kabel crossover. Tapi jika HUB/switch atau Network Interface Card (NIC) atau peralatan network lainnya menyediakan Uplink
port atau MDI/MDI-X anda bisa menggunakan kabel straight untuk menghubungkan ke port biasa di HUB/switch atau Netw
ork Interface Card atau peralatan network lainnya (*peralatan yang sejenis).
Berikut adalah susunan kabelnya :